Saturday, September 10, 2016

Cara Membuat Teh Obeng Yg Unik dan Menggelitik

Teh Obeng di Bukit Tanjung Uma, Batam
Selamat siang/malam bapak dan ibu yg terhormat, selamat datang di blog saya yg tak seberapa ini. Kali ini saya akan membahas mengenai "Cara Membuat Teh Obeng Khas Kepri". Sebelum membahas cara membuatnya mari kita cari tahu dulu apa itu Teh Obeng?. Teh obeng adalah semacam air berwarna bening kecoklatan yg memiliki rasa memang benar-benar rasa teh pada umumnya yg diberi gula dan es batu (es teh;red).

Dari beberapa sumber yg saya baca dan ternyata tidak 100% benar. Konon "teh obeng" ini merupakan serapan dari bahasa Tiongkok yaitu teh apeng. Dalam bahasa orang Tionghoa di Xi Cia Po, 'o' berarti 'kosong' dan 'peng' berarti es. Dengan demikian, 'teh apeng' berarti 'es teh'. Namun orang-orang di kepri umumnya, dan Kota Batam khususnya menyebutnya dengan sebutan Teh Obeng.

Teh Obeng ala kaki 5
Lalu bagaimana cara membuatnya? Untuk membuat teh obeng sangat sederhana, hanya butuhbeberapa bahan yg di perlukan seperti sbb:
1. Teh (bisa teh tubruk maupun teh celup; teh kantong bundar juga boleh lah)
2. Air panas (untuk melarutkan teh) dan air dingin
3. Gula pasir secukupnya
4. Es batu
5. Gelas dan sedotan

Cara membuatnya:
1. Masukan air panas kedalam gelas, tuangkan sedikit saja.
2. Masukan teh dan tunggu sampai teh tersebut larut dan air berubah warna. Khusus teh tubruk sebaiknya siapkan juga saringan untuk menyaring teh nya.
3. Setelah air berubah warna menjadi kecoklatan, masukan gula sesuai selera. Lalu aduk rata hingga gula larut.
4. Masukan es batu secukupnya.
5. Dan Teh obeng siap di minum..

Apapun makanannya minumnya tetap Teh Obeng
Demikianlah cara membuat teh obeng yg baik dan benar. Sebenernya sama aja kaya membuat es teh pada umumnya..😁😁 semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi hadirin semua. Terima kasih

Wednesday, July 20, 2016

Tirta Citapen, Kolam Renang Dengan Pemandangan Sawah | Wisata Subang

Kolam renang Tirta Citapen
Saat pulang kampung ke Subang rasanya jengah bila hanya berdiam diri di rumah. Kali ini saya menyempatkan diri untuk "mencicipi" kolam renang yang berada di sekitaran Subang, tepatnya di kecamatan Purwadadi. Untuk mencapai lokasi ini cukup mudah, dari Jalur pantura atau Kalijati bisa mengambil arah menuju Purwadadi. Dari pertigaan Warung Asem tinggal masuk ke dalam mengarah ke Situ(Setu/waduk) Citapen. Dan voila terbentang pemandangan Situ Citapen lengkap dengan gunung Tangkuban Parahu yang menjulang. (Maaf saya tidak sempat mengambil gambar situnya)

Terdapat bale bengong di ujung kolam
Yang menghadap sawah
Tiba di kolam terlebih dahulu membeli tiket masuk. Cukup terjangkau hanya sekitar Rp. 10.000,- s/d 25.000,- . Didalam terdapat 2 kolam besar yang di khususkan untuk anak-anak dan dewasa. Tesedia pula mini waterboom, live karaoke dan minibar. Saya hanya menikmati kolam dewasa dengan view sawah yg indah.

Hamparan sawah terlihat dari bibir kolam
Merasakan ketenangannya


Tuesday, July 19, 2016

Berwisata ke Bogor? Melipir Sini aja

Pintu masuk
Kebun Raya Bogor
Rencana ini sudah dipersiapkan beberapa hari sebelumnya, beberapa hari sebelum kedatangan sahabat penaku dari Pekanbaru. Duh sahabat pena? Sahabat ngebolang kali ya. Walau dia lebih berpengalaman dan memiliki jam terbang yang tinggi di kancah per-travelan. Tapi beliau sangat rendah hati dan gokil abis tentunya. Namanya mas Yoseph dan satu lagi mas Moyoy. Rencana awal kita kumpul jam 7 pagi di stasiun Manggarai. Namun karena commuter yg di tumpangi mas Moyoy ada keterlambatan, walhasil aku dan mas Yoseph menanti kedangan yang bersangkutan di peron stasiun Manggarai yang lumayan terik. Seperti seharian berkali kulihat jam di tangan, untuk memburu waktu. Walau sebenarnya aku gak pake jam(gak lucu banget).. singkat cerita kita putuskan untuk bertemu di Stasiun Bogor. Dan sampailah kita di kota Bogor pukul 11 siang. Karena perut masing-masing sudah tidak mau berkompromi akhirnya kita cari makanan yang murah, enak dan banyak.

Lagi nunggu "mangsa" datang
Selesai bersantap siang, kita melanjutkan perjalanan. Tujuan pertama kita adalah Pura Parahyangan Agung Jagatkarta. Dari stasiun Bogor kita naik angkot tujuan BTM (Bogor Trade Mall). Dari BTM di lanjut lagi naik angkot jurusan Ciapus (tanya aja ke abang supirnya lewat Pura tidak). Untuk ongkosnya aku lupa, tapi anda-anda sekalian bisa tanyakan langsung kepada penumpang angkot lainnya yang duduk di sebelah anda.

Di jalan menuju Pura
Setelah kurang lebih 1 jam berangkot-angkot ria, akhirnya kita samapai di jalan/gang menuju Pura Parahyangan Agung Jagatkarta. Dan konon dari hasil penuluran kami di google menyatakan bahwa perjalanan dari jalan raya menuju Pura ini hanya 1 km. Bisa pake ojek, bisa juga jalan kaki sambil menikmati pemandangan kanan kiri jalan yang indah. Karena alasan penghematan kita memilih jalan kaki. Dan ternyata perjalanannya menanjak tiada henti (you know lah Puranya berada di lereng Gunung Salak). Cape.

Kanan kiri jalan memang indah, ada bunga-bunga

Di belakang saya terlihat Gunung Salak
Yang tertutup kabut
Setelah berkeringat deras, kaki pegal, dan bau matahari. Sampailah kita pada saat yang berbahagia, kita samapai di Pura Parahyangan Agung Jagatkarta. Dan ternyata oh ternyata kita harus bersedih karena kita belum di perkenankan masuk. Karena Pura sedang dalam tahap renovasi. Dan baru di buka untuk umum November mendatang (menurut scurity setempat). Tapi tenang saja, jangan khawatir untuk yang hendak sembahyang masih di perbolehkan masuk. Bagi saya tak mengapa walau saya tak masuk, saya sudah merasakan aura dan keindahnya. Dan suatu saat saya pasti akan kembali. Tapi saran saya berhubung ini adalah tempat suci dan kebanggaan umat Hindu Dharma, khususnya umat yang berada di bumi Pasundan. mohon untuk berpakaian rapi dan sopan saat ingin mengunjunginya.

Pura Parahyangan Agung Jagatkarta
Terlihat dari sisi samping
View dari depan
Terlihat tidak ada jalan, karena sedang
Renovasi
Setelah puas menikmati bangunan Pura dari luar. Saatnya kami melanjutkan perjalanan. Tujuan berikutnya adalah Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor. Kami naik angkot tujuan BTM, dari BTM kita nyebrang dikit dan masuklah ke Kebun Raya Bogor yang luas dan rindang ini. Tidak banyak hal yang kita lakukan selain foto-foto.

Selfie ria di Kebun Raya
Istana Bogor
Makam Belanda

Hingga sore menjelang kita keluar dari area Kebun Raya. Naik angkot lagi menuju stasiun. Dan kembali ke ibukota.

Monday, July 18, 2016

Berburu Sunrise di Jembatan Barelang

Saya dan sang Jembatan
Jembatan Barelang adalah Jembatan penghubung antara pulau Batam, Rempang dan Galang di Kepulauan Riau. Nama Jembatan Barelang yang di berikan oleh masyarakat setempat ternyata lebih popular ketimbang nama aslinya yaitu Jembatan Fisabilillah. Namun terkadang masyarakat setempat juga menyebutnya dengan sebutan jembatan Habibie. Karena penggagas pembangunan jembatan tersebut adalah BJ. Habibie.
Kemegahan Jembatan Barelang


Jembatan yang selesai dibangun pada 1998 ini telah menjadi ikon Kota Batam, bahkan telah populer sebagai landmark-nya Pulau Batam. Apabila Kota Jakarta identik dengan Monas maka orang akan mengidentikan Kota Batam dengan Jembatan Barelang (Barelang Bridge). Jembatan dengan panjang 54 km ini merupakan salah satu destinasi wisata baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Sang surya mulai muncul di antara
Pulau-pulau kecil

Kali ini saya akan menikmati jembatan ini pada waktu yang berbeda dari biasanya, yaitu pada saat matahari terbit. Biasanya saya mengunjungi jembatan ini di saat siang ataupun malam hari. Pagi buta saya sengaja menembus dinginnya jalanan Batam untuk menikmati moment ini. Dan wah ternyata benar-benar indah.
Mentari dan mulai menyinari
Jembatan Barelang

Matahari mulai naik

Sunrise
Suasana di jembatan 2 Barelang